Pasar saham Asia melanjutkan rally bersama pasar obligasi pada perdagangan Jumat (03/11/2023), karena Ketua Federal Reserve tidak memberikan komitmen sehingga membuat pasar lebih berspekulasi bahwa suku bunga AS telah mencapai puncaknya dan pemangkasan suku bunga akan segera dilakukan. Indeks saham utama Wall Street menguat hampir 2% pada hari Kamis di tengah harapan bahwa Federal Reserve AS telah mencapai akhir dari kampanye kenaikan suku bunganya dan serangkaian pembaruan laporan keuangan triwulanan Perusahaan yang optimis menambah sentiment bullish.
The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada Kamis dinihari lalu seperti yang diharapkan, dan meskipun Ketua Jerome Powell membuka kemungkinan untuk melakukan pengetatan lebih lanjut, dia juga mengakui dampak lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini terhadap perekonomian. Komentar tersebut, sebagai indikasi bank sentral Amerika sudah selesai dalam siklus menaikkan suku bunganya, menyebabkan jatuhnya imbal hasil Treasury AS yang berjangka lebih panjang.
Dana Fed berjangka menguat karena pasar mengurangi risiko kenaikan suku bunga pada bulan Desember menjadi sekitar 22% dan pasar telah memperhitungkan peluang 70% bahwa siklus pengetatan akan berakhir dan penurunan suku bunga dapat mencapai 85 basis poin tahun depan, dimulai pada bulan Juni.
Dolar melemah, karena selera investor terhadap mata uang berisiko meningkat sebagaimana mereka meyakini Federal Reserve selesai dalam siklus kenaikan suku bunga setelah mempertahankan suku bunga stabil di sesi sebelumnya.
Para investor Forex pun semakin yakin bahwa puncak suku bunga AS telah tercapai, dengan Fed Funds Futures memberikan peluang hanya di bawah 20% untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Pandangan tersebut membantu investor kembali menuju asset berisiko, meningkatkan sentiment risk appetite.
Sementara itu, Sterling naik setelah Bank of England mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 15 tahun dan menekankan bahwa mereka tidak memperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Pound menguat sebesar 0,6% terhadap dolar menjadi $1,2225, level tertinggi dalam 1-1/2 minggu setelah BoE memberikan voting suku bunga 6-3 untuk mempertahankan suku bunga stabil di 5,25%, dan mengesampingkan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Harga minyak naik lebih dari $2 per barel, mematahkan penurunan berturut-turut selama tiga hari karena sentiment risk appetite kembali ke pasar Forex sehari setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya.
Emas menguat karena dolar AS dan imbal hasil Treasury melemah di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin selesai dalam menaikkan suku bunga, sementara investor menunggu data non-farm payrolls AS untuk petunjuk lebih lanjut.
Hari ini ada data 3 serangkai yang akan dirilis pada jam 19.30 WIB, yaitu NFP, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Gaji Rata-rata per Jam. Pasar akan berfokus pada data non-farm payrolls pada hari ini, yang diperkirakan para analis akan menunjukkan perekonomian menambah 180.000 pekerjaan di bulan Oktober, melambat dari kenaikan 336.000 di bulan sebelumnya. Hal ini akan terjadi setelah gaji swasta meningkat jauh lebih rendah dari perkiraan.
Outlook GBPUSD

GBPUSD bergerak bullish cukup signifikan hingga menempatkannya di area positif pada perdagangan kemarin. GBPUSD masih berpeluang untuk melanjutkan bullish menargetkan R1 1.2232, menembus high kemarin 1.2225. Sedangkan peluang koreksi sementara, GBPUSD akan menguji S1 1.2157 dan kembali bergerak dalam range sideways.
