Pasar saham Asia melemah pada hari Selasa (07/11/2023), setelah menguat selama empat hari berturut-turut karena data perdagangan utama menunjukkan lebih banyak hambatan ekonomi bagi Tiongkok, sementara Reserve Bank of Australia (RBA) menaikkan suku bunga dan menandai prospek inflasi yang lebih kaku. Indeks utama Wall Street ditutup sedikit lebih tinggi pada hari Senin karena investor menunggu panduan dari sejumlah pengambil kebijakan Federal Reserve akhir pekan ini mengenai jalur kebijakan bank sentral, dengan sejumlah besar pasokan obligasi juga akan memasuki pasar.
Menurut CME FedWatch Tool, bahwa peluang Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan Desember adalah sebesar 90,4%, turun dari 95,2 pada hari Jumat namun di atas 74,4% pada minggu lalu. Sedangkan ekspektasi penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin, telah meningkat menjadi lebih dari 50% pada pertemuan Mei 2024.
Pasar akan mencari kejelasan lebih lanjut mengenai Langkah Fed ke depannya melalui para pejabat yang akan berbicara akhir pekan ini, termasuk Ketua Jerome Powell, dan anggota yang memberikan suara seperti Ketua Fed New York John Williams dan Presiden Fed Dallas Lorie Logan
Pasar agak mempertimbangkan kembali ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga saat ini. Komentar para pejabat Fed tadi malam memberikan nada hawkish, terutama ketika Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari memperingatkan bahwa bank sentral mungkin tidak akan menaikkan suku bunga.
Dolar Amerika menguat terhadap euro, setelah sebelumnya merosot ke level terendah dalam 8 minggu terakhir di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya, dan juga, komentar atau pidato para pejabat bank sentral akan menjadi fokus pada minggu ini untuk mendapatkan sinyal lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga.
Pertumbuhan lapangan kerja bulan Oktober yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Jumat lalu, menambah ekspektasi perlambatan ekonomi Amerika Serikat, sehingga ini mendukung Fed untuk terus mempertahankan suku bunga tetap stabil. Indeks dolar naik 0,13% hari ini di 105,19 setelah sebelumnya turun ke 104,84, terlemah sejak 20 September.
RBA memperkirakan bahwa inflasi akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama dalam dua tahun ke depan, memberikan prospek perekonomian yang lemah.
Harga minyak naik kemarin setelah eksportir utama Arab Saudi dan Rusia menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pengurangan pasokan minyak secara sukarela hingga akhir tahun. Amerika Serikat sedang berupaya membeli hingga tiga juta barel minyak untuk pengiriman Januari 2024 guna mengisi kembali cadangan minyak strategis negara itu, menurut Departemen Energi.
Emas melemah kemarin karena imbal hasil Treasury Amerika naik, dimana investor tetap berhati-hati menjelang sejumlah pembicara Federal Reserve minggu ini termasuk Jerome Powell untuk mendapatkan kejelasan mengenai penurunan suku bunga AS. Sentimen risk appetite mulai kembali ke pasar dengan tidak adanya perkembangan besar yang mengejutkan dari perang Israel-Hammas, dan hal ini menghilangkan sedikit penawaran safe-haven untuk emas dan perak.
Outlook AUDUSD

AUDUSD terkoreksi setelah konsolidasi sideways pada perdagangan kemarin. Ada potensi AUDUSD melanjutkan bearish, bergerak ke bawah S1 dan S2 0.6460. Target bearish berada di S3 0.6423.Sementara sentimen bullish menunggu AUDUSD menembus ke atas R1 0.6511 untuk menuju R3 0.6573.
