Pasar saham Asia sebagian besar bergerak naik pada hari Senin (20/11/2023), mengikuti rebound di pasar Tiongkok karena janji lebih banyak langkah stimulus pemerintah, sementara Nikkei 225 Jepang sempat mencapai level tertinggi dalam 30 tahun. Indeks utama Wall Street naik tipis pada hari Jumat lalu karena investor menilai kenaikan terkini sementara pernyataan dari pejabat Federal Reserve mengaburkan prospek mengenai kapan bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga.
Wakil Ketua Pengawasan Michael Barr mengatakan dia yakin Fed berada pada atau mendekati puncak kenaikan suku bunga, namun Ketua Fed San Francisco Mary Daly dan Presiden Fed Boston Susan Collins, menyoroti perlunya lebih banyak bukti untuk menurunkan inflasi.
Dolar mencatat penurunan mingguan tertajam kedua di tahun ini, sementara yen menguat tajam, dan dolar diperdagangkan di bawah 150 yen, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap melemahnya prospek ekonomi global.
Pihak berwenang Jepang tidak memikirkan tingkat nilai tukar tertentu ketika memutuskan kapan akan melakukan intervensi di pasar mata uang, Wakil Menteri Keuangan Ryosei Akazawa mengatakan kepada parlemen pada hari Jumat. Penguatan yen mencerminkan fakta bahwa “kekhawatiran terhadap kontraksi pertumbuhan meningkat” secara global.
Data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan pada pekan lalu mempercepat ekspektasi pasar mengenai seberapa cepat Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya. Langkah seperti itu akan melemahkan dukungan utama dolar dan bisa terjadi pada awal kuartal pertama tahun depan.
Indeks dolar turun ke level terendah yang terakhir terlihat pada 1 September, sementara imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun ke level terendah dalam dua bulan di 4,379%.
Keputusan tingkat suku bunga di Tiongkok tampaknya hanya memberikan sedikit indikasi petunjuk kepada pasar, karena Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman mendekati rekor terendah, seperti yang diperkirakan secara luas. PBOC juga menyuntikkan sekitar 80 miliar yuan likuiditas ke pasar.
Pasar uang hampir sepenuhnya mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 100bps di zona euro tahun depan. Meskipun demikian, pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) Robert Holzmann dan Joachim Nagel mengatakan pada hari Jumat bahwa zona euro harus siap untuk menaikkan suku bunga lagi jika diperlukan.
Pasar akan menantikan rilis FOMC Minutes pada Rabu dinihari jam 02.00 WIB.
Harga minyak melonjak lebih dari 4% pada hari Jumat, rebound dari level terendah empat bulan di sesi sebelumnya, karena investor yang mengambil posisi short mengambil keuntungan dan sementara sanksi AS terhadap beberapa pengirim minyak Rusia memberikan dukungan pada harga.
Harga emas kehilangan daya tarik selama awal jam perdagangan Asia pada hari Senin. Melemahnya dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS mampu mengangkat logam mulia, harga Emas saat ini diperdagangkan di sekitar $1.978, turun 0,14% hari ini.
Pedagang emas akan berfokus pada rilis Risalah Rapat FOMC pada Rabu dinihari untuk mencari dukungan lebih lanjut. Trader akan mengambil petunjuk dari data tersebut dan menemukan peluang trading seputar harga emas.
Outlook USDJPY

