Pasar saham Asia berusaha untuk mendapatkan momentum bullish pada hari Kamis (16/11/2023), setelah mengalami kenaikan besar pada minggu ini, karena harapan jeda dalam pengetatan kebijakan Fed tetap utuh meskipun data AS menunjukkan adanya kekuatan di beberapa sektor perekonomian. Wall Street ditutup sedikit lebih tinggi pada hari Rabu, karena data inflasi baru memperkuat harapan investor bahwa Federal Reserve selesai menaikkan suku bunganya, sementara saham ritel didorong oleh perkiraan optimis dari Perusahaan Target.
Data indeks harga konsumen (CPI) yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan optimisme bahwa The Fed mungkin dapat menghindari kenaikan suku bunga lebih lanjut. Ditambah penurunan data harga produsen terbesar dalam 3,5 tahun pada bulan Oktober karena harga bensin yang lebih murah, memberikan lebih banyak bukti berkurangnya tekanan harga (inflasi).
Data penjualan ritel menunjukkan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan sebesar 0,1% pada bulan Oktober, dibandingkan perkiraan penurunan 0,3%, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Investor juga mengamati hasil pertemuan pertama dalam satu tahun antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari Rabu, berharap pembicaraan tersebut dapat meredakan perselisihan antara negara adidaya tersebut dalam konflik militer, perdagangan narkoba, dan kecerdasan buatan.
Data ekonomi AS minggu ini telah membuat investor berada dalam kebingungan yang sama mengenai kebijakan Fed seperti yang telah mereka alami selama berminggu-minggu.
Pedagang pasar forex telah sepenuhnya memperhitungkan/mengantisipasi kemungkinan bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Desember, menurut CME Fedwatch tool.
Dolar menguat setelah rilis penjualan ritel AS yang masih kuat meskipun turun kurang dari perkiraan pada bulan Oktober, pasca penurunan terbesarnya dalam setahun ketika indeks harga konsumen (CPI) menunjukkan inflasi AS mendingin lebih cepat dari perkiraan. Indeks dolar naik 0,30%, menjauh dari level terendah dua bulan di 103,98 pada hari Selasa.
Investor telah menghilangkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi ketika para pengambil kebijakan Fed bertemu pada bulan Desember, sementara pilihan untuk penurunan suku bunga pada Mei 2024 meningkat menjadi lebih dari 65%, menurut CME FedWatch Tool.
Data inflasi Inggris pun turun ke 4.6%, laju kenaikan terlambat dalam 2 tahun, mendorong penilaian ulang terhadap prospek kebijakan Bank of England dan melemahkan sterling.
Harga Emas stabil di bawah level tertinggi satu minggu pada hari Rabu, terbebani oleh penguatan dolar, namun ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan selesai menaikkan suku bunganya memberikan tekanan pada harga.
Outlook GBPUSD

GBPUSD terkoreksi cukup dalam pada perdagangan kemarin pasca kenaikan tajam hari sebelumnya. Pagi ini, GBPUSD melanjutkan penurunannnya menuju S1 1.2379 dan S2 1.2344. Jika kedua level support ini mampu bertahan, maka GBPUSD akan bergerak rebound setidaknya menuju R1 1.2474.
