
Pasar saham Asia sebagian besar melemah pada perdagangan Senin (18/09/2023), karena investor masih menghindari risiko sebelum serangkaian keputusan suku bunga bank sentral utama minggu ini, dengan Federal Reserve menjadi fokus utama.
Pasar saham Asia masih bergerak mendatar di kisaran rendah pada perdagangan Rabu (13/09/2023), dimana pasar menantikan data kunci inflasi Amerika. Sementara itu, saham properti Tiongkok mencatatkan kenaikan yang kuat setelah pengembang Country Garden mendapatkan perpanjangan pembayaran utang. Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan kemarin, setelah saham Oracle jatuh lebih dari 13% karena outlook yang lemah, dan lonjakan harga minyak menambah kekhawatiran akan kemunculan lagi tekanan harga menjelang data inflasi hari ini.
Pasar sekarang akan berfokus pada data inflasi, indeks harga konsumen (CPI), yang akan dirilis hari ini. Angka tersebut diperkirakan menunjukkan bahwa inflasi meningkat pada bulan Agustus dibandingkan bulan sebelumnya, di tengah kenaikan harga bahan bakar dan kuatnya belanja konsumen. Data inflasi ini akan menjadi pertimbangan utama langkah kebijakan moneter Fed minggu depan.
Investor akan menantikan dan mempelajari kebijakan bank sentral, dimana kebijakan tersebut akan melihat inflasi, pasar tenaga kerja, harga dan permintaan konsumen.
Dolar AS menguat 0,39% dan berada di 147,15 yen, memulihkan kejatuhan 0,83% sebelumnya pasca komentar gubernur BoJ, Kazuo Ueda yang meningkatkan harapan bahwa bank sentral bisa beralih menjauhi kebijakan suku bunga negatif. Indeks dolar menghapus sebagian kerugian hari Senin menjelang rilis data inflasi AS malam ini yang diperkirakan naik menjadi 3,6% dari 3,2% sebelumnya.
Meskipun ada potensi kenaikan angka CPI namun belum akan menghapus harapan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakannya.
Setiap kenaikan angka inflasi akan memberikan Federal Reserve lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga, dan bank sentral akan memutuskan kebijakan suku bunganya pada minggu depan. Kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi pasar yang didorong oleh risiko.
Euro jatuh 0,19% dan berada di 1.0728 menjelang rilis hasil rapat kebijakan ECB pada Kamis besok pukul 19:15 WIB. ECB masih diharapkan mempertahankan suku bunga tidak berubah namun beberapa pelaku pasar mulai meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga ECB karena retorika hawkish dan potensi pengurangan neraca.
Harga emas turun pada perdagangan kemarin setelah dolar rebound menjelang rilis data inflasi AS. Emas bisa diuntungkan oleh koreksi dolar yang terjadi Senin karena aksi ambil profit. Outlook inflasi dan suku bunga AS masih tetap tinggi sehingga akan menjadi tekanan bagi emas hingga bebebrapa bulan ke depan.
Pasar saham Asia sebagian besar melemah pada perdagangan Senin (18/09/2023), karena investor masih menghindari risiko sebelum serangkaian keputusan suku bunga bank sentral utama minggu ini, dengan Federal Reserve menjadi fokus utama.
Pasar saham Asia sebagian besar naik tajam pada perdagangan Jumat (15/09/2023), karena Tiongkok meluncurkan langkah-langkah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Indeks dolar melonjak ke level tinggi 6 bulan setelah dat akeonomi sebagian besar kuat dari perkiraan.
Pasar saham Asia masih bergerak naik sedikit pada perdagangan Kamis (14/09/2023), mengikuti penguatan Wall Street, karena pasar masih melihat kenaikan inflasi ini belum cukup untuk mendorong Fed untuk kembali menaikan suku bunga. Investor akan menantikan data PPI Amerika yang akan rilis malam ini setelah rilis ECB.
Pasar saham Asia sebagian besar jatuh pada perdagangan Kamis (21/09/2023), karena prospek kenaikan suku bunga AS mengurangi daya tarik aset-aset risiko. Bank of England juga akan memutuskan suku bunganya hari ini, dengan data terbaru menunjukkan
Pasar saham Asia sebagian besar jatuh pada perdagangan Rabu (20/09/2023), karena pasar masih berada dalam sentimen risk-off menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve, Fed diperkirakan akan bernada tetap hawkish namun membutuhkan beberapa bukti dukungan agar dolar tetap menguat
Pasar saham Asia merosot cukup dalam pada perdagangan Selasa (19/09/2023), karena kekhawatiran terhadap sektor properti Tiongkok membebani pasar Kemenkeu Janet Yellen, Senin kemarin, mengatakan tidak ada indikasi bahwa ekonomi AS memasuki fase penurunan
FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.
Permintaan Anda diterima.
Manajer kami akan menghubungi Anda
Permintaan panggilan balik berikutnya untuk nomor telepon ini
akan tersedia setelah
Jika Anda memiliki masalah mendesak, silakan hubungi kami melalui
Live chat
Internal error. Silahkan coba lagi
Jangan buang waktu Anda – tetap awasi dampak NFP terhadap dolar dan raup profitnya!