Pasar saham Asia bergerak naik pada hari Selasa (14/11/2023), memulihkan sejumlah kerugian baru-baru ini karena investor akan berfokus pada data inflasi utama AS, sementara pasar Tiongkok tertinggal karena lemahnya data aktivitas pinjaman. Indeks S&P 500 menutup sesi hari Senin sedikit lebih rendah karena investor menahan diri menjelang pembacaan inflasi penting yang dapat memberikan petunjuk mengenai berapa lama Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi.
Setelah indeks menikmati reli yang solid pada hari Jumat, pasar mengalihkan fokusnya ke data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika, yang akan dirilis pada Selasa pukul 20.30 WIB. Para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 3,3% untuk bulan Oktober, turun dari 3,7% pada bulan September. Namun harga inti diperkirakan tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Dolar AS bertahan datar karena investor mencerna komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell baru-baru ini mengenai kenaikan suku bunga yang sedang berlangsung dan dampaknya terhadap perekonomian. Stabilitas dolar terjadi di tengah keputusan Moody yang menurunkan peringkat utang negara AS, dengan alasan kekhawatiran politik dan tata kelola.
Investor kini berfokus pada data utama indeks harga konsumen (CPI) AS, yang akan dirilis hari ini pukul 20.30 WIB. Angka tersebut diperkirakan menunjukkan penurunan inflasi hingga bulan Oktober, setelah hasil yang mengalahkan konsensus selama dua bulan terakhir.
Angka tersebut juga muncul setelah serangkaian pembicara Federal Reserve mengisyaratkan bahwa inflasi yang tinggi dapat mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral.
Ketua Fed Jerome Powell dan para pembuat kebijakan ingin pasar waspada dengan harapan suku bunga tetap tinggi dan menjaga kebijakan moneter tetap ketat tanpa perlu menaikkan suku bunga pinjaman lebih lanjut.
Pasar telah waspada terhadap potensi intervensi dari Tokyo untuk menopang yen yang terus terpuruk. Sebelumnya di Jepang, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan pemerintah akan terus memantau pasar mata uang dan merespons dengan tepat. Dolar sempat melonjak menjadi 151,92 yen, tertinggi sejak Oktober 2022, sekitar 20 menit sebelum kontrak opsi senilai $1,25 miliar akan berakhir dengan harga kesepakatan 152. Namun, dolar tiba-tiba turun menjadi 151,20, beberapa menit setelah batas waktu strike price pada pukul 23.00 WIB, dan sekitar $2,2 miliar lainnya akan berakhir pada hari Rabu.
Pekan ini, Presiden Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di San Fransisco selama konferensi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Harga minyak naik lebih dari 1% setelah laporan pasar bulanan OPEC meredakan kekhawatiran tentang berkurangnya permintaan, dan penyelidikan AS terhadap dugaan pelanggaran sanksi minyak Rusia yang juga meningkatkan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan.
Harga emas naik lebih tinggi seiring pelemahan dolar, sementara investor menantikan data utama inflasi AS yang akan dirilis minggu ini, yang dapat memberikan petunjuk mengenai sikap suku bunga Federal Reserve.
Outlook USDJPY

