Pasar saham Asia turun pada perdagangan Selasa (05/09/2023), karena berlanjutnya kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan Tiongkok dan krisis sektor properti, sementara angka inflasi yang tinggi dari seluruh kawasan juga mendorong kekhawatiran atas kenaikan suku bunga. Saham global ditutup datar pada perdagangan Senin karena optimisme atas langkah stimulus Tiongkok untuk merevitalisasi ekonominya.
Tiongkok meningkatkan langkah-langkah untuk meningkatkan perekonomian negaranya, dimana bank-bank terkemuka membuka jalan bagi penurunan suku bunga pinjaman lebih lanjut. Beijing juga merencanakan tindakan lebih lanjut, yaitu akan melonggarkan pembatasan pembelian rumah.
Dolar Australia dan New Zealand diuntungkan oleh Langkah stimulus Tiongkok
Inflasi Jerman dan angka produk domestik bruto zona euro yang akan dirilis minggu ini akan menjadi ujian utama bagi kesehatan perekonomian Eropa menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa pada 14 September.
Indeks dolar turun 0,15% ke 104.08, namun masih dekat level tinggi 2 bulan di 104.44 yang disentuh 25 Agustus lalu
Investor menunggu keputusan suku bunga dari Reserve Bank, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di tengah berkurangnya inflasi dan berkurangnya pasar tenaga kerja.
Namun RBA masih dapat memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini, mengingat inflasi masih jauh di atas kisaran target tahunan bank tersebut.
Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengatakan pada akhir pekan bahwa inflasi akan turun hingga setengahnya pada akhir tahun 2023, dan berjanji untuk fokus pada tujuan tersebut
Harga emas stabil pada perdagangan Senin dimana pasar AS libur, namun koreksi dolar menahan laju koreksi setelah sentuh level tinggi 1952 pada Jumat pekan lalu. Pasar melihat bahwa Fed berpotensi tidak lagi menaikan suku bunganya sehingga ini menjadi hal positif bagi emas.
Outlook AUDUSD
